by

Retinopati Diabetik: Penyebab, Mekanisme, dan Dampaknya pada Penglihatan

-Diabetes-115 Views
banner 468x60

Retinopati diabetik (retinopati diabetikum) merupakan salah satu komplikasi serius dari penyakit diabetes melitus, khususnya pada pasien yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dalam jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan kapiler retina, yang dalam banyak kasus berujung pada gangguan penglihatan hingga kebutaan. Artikel ini akan membahas penyebab, mekanisme, jenis, serta dampak klinis dari retinopati diabetik.

Apa Itu Retinopati Diabetik?

Retinopati diabetik adalah kondisi rusaknya pembuluh darah kapiler kecil di retina—lapisan peka cahaya di belakang bola mata—akibat kadar gula darah tinggi secara kronis. Retina sangat bergantung pada pasokan darah untuk menjalankan fungsinya dalam menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal saraf ke otak.

banner 336x280

Kapiler retina terdiri dari tiga komponen utama: sel perisit (pericyte), membran basalis, dan sel endotel. Ketiga elemen ini bekerja sama menjaga struktur, permeabilitas, dan fungsi pembuluh darah retina. Ketika salah satu atau lebih dari komponen ini rusak, maka akan terjadi perubahan morfologi dan fungsi pembuluh darah retina.

Mekanisme Terjadinya Retinopati Diabetik

Mekanisme utama terjadinya retinopati diabetik berawal dari hiperglikemia kronis (kadar gula darah tinggi terus-menerus). Keadaan ini memicu aktivasi jalur poliol, yaitu ketika enzim aldose reduktase mengubah glukosa menjadi sorbitol.

Sorbitol bersifat impermeabel terhadap membran basalis, sehingga menumpuk di dalam sel-sel pembuluh darah retina, terutama sel endotel. Akibatnya, tekanan osmotik dalam sel meningkat, menyebabkan pembengkakan dan kerusakan struktur kapiler.

Dampak utamanya antara lain:

  • Mikroaneurisma: pelebaran lokal kapiler yang rapuh dan mudah bocor.

  • Kebocoran plasma: menyebabkan edema retina.

  • Perdarahan mikro: terjadi jika eritrosit keluar dari pembuluh darah.

  • Eksudat keras dan lunak: terbentuk dari kebocoran lipoprotein, bisa terdeteksi melalui funduskopi.

  • Hipoksia retina: kekurangan oksigen karena penyumbatan kapiler, memicu faktor angiogenik.

Hipoksia yang berlangsung lama akan memicu pembentukan pembuluh darah baru yang abnormal (neovaskularisasi). Sayangnya, pembuluh darah baru ini sangat rapuh, sehingga mudah pecah dan menimbulkan perdarahan berulang yang bisa membentuk jaringan parut (fibrosis), menyebabkan ablasi retinaglaukoma neovaskular, atau bahkan kebutaan.

Jenis Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik dibagi menjadi dua jenis utama:

  1. Retinopati Diabetik Non-Proliferatif (RDNP)
    Pada tahap ini belum terbentuk pembuluh darah baru. Tanda-tandanya meliputi mikroaneurisma, perdarahan kecil, edema retina, dan eksudat. Derajatnya bisa ringan, sedang, hingga berat.

  2. Retinopati Diabetik Proliferatif (RDP)
    Ditandai dengan neovaskularisasi. Pembuluh darah baru yang terbentuk mudah pecah dan menyebabkan perdarahan hebat, yang berujung pada gangguan penglihatan berat bahkan kebutaan. Pada tahap ini, risiko komplikasi jauh lebih tinggi.

Diagnosis dan Penatalaksanaan

Diagnosis retinopati diabetik dilakukan melalui:

  • Anamnesis: riwayat diabetes melitus.

  • Pemeriksaan visus.

  • Funduskopi: untuk melihat perubahan morfologis pada retina.

  • Oftalmoskopi: untuk mendeteksi mikroaneurisma dan eksudat.

Retinopati diabetik dapat menyerupai kondisi lain seperti retinopati hipertensif atau oklusi vena retina. Oleh karena itu, diagnosis banding sangat penting.

Tindakan Medis dan Edukasi Pasien

Bila ditemukan tanda-tanda retinopati, pasien harus segera dirujuk ke dokter spesialis mata. Penanganan bisa berupa:

  • Fotokoagulasi laser untuk menghancurkan pembuluh darah abnormal.

  • Anti-VEGF: obat untuk menekan pertumbuhan pembuluh darah baru.

  • Vitrektomi: prosedur pembedahan pada kasus perdarahan berat.

Edukasi pasien sangat penting. Semua penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, harus melakukan pemeriksaan mata rutin minimal setahun sekali, meskipun belum mengalami gangguan penglihatan.


Kesimpulan

Retinopati diabetik adalah komplikasi kronis dari diabetes yang menyerang retina mata dan berpotensi menyebabkan kebutaan. Penyakit ini bermula dari kerusakan pembuluh darah kapiler akibat hiperglikemia yang tidak terkendali, berujung pada neovaskularisasi dan perdarahan retina. Diagnosis dini dan kontrol gula darah yang baik sangat penting untuk mencegah progresi penyakit. Pemeriksaan mata rutin harus menjadi bagian penting dari perawatan diabetes.

( Narasumber : dr. Aura Nirwana, M.K.M (MARS) )

banner 336x280

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *